Kau tahu rasanya lama tidak berpuisi dengan kalima indah ?
Tentu saja rasanya gelisah. bagaimana tidak, semula aku bisa menulis ribuan kata dengan konotasi mengagumkan, namun sekarang. jangankan ribuan, satu kata indah dengan arti saja akku sudah susah
oh tidak !ini mungkin salahku terlalu larut dalam kenikmatan melihat saja tanpa mencermati kata – kata
Aku terlupa dengan jutaan kata yang menanti tuk digunakan
Andi kalian tahu kenikmatan saat membaca
Terlebih itu adalah tulisan kalian sendiri, aku jamin kalian takkan bisa berhenti untuk membaca kelanutannya. dimulai dari tulisan biasa hingga yang luar biasa. Tanpa arti hingga sampai pada yang begitu berarti.
Ketahuilah, tulisan itu ibarat memori. sepeti kamera yang menyimpan gambar.
Ia lebih menyukai kalimat sastra dan imajinasi tinnggi untuk membayagkan keaslian dari kejadian itu.
Bayangkan jikka kalian menulisnya saat kecill dan membacanya kira kira ketika sudha berumur lima puluh tahunan.
Mungkin kalian akan berrpikir, ” Oh Tuhan apa ini ?” begitu smabil tertawa
Tentu saja, dan lebih baik kusarankan kalian menulisnya didalam buku. Lengkap dengan hari tanggal , kalau bisa jam dan juga tempat nya. sehingga dimasa yang akan datang kita bisa bernostalgia lagi. melihat tumpukan catatan hidup kita dalam rak lemari khusus dangan isian yang kita tulis sendiri
Mungkin sekarang tak begitu berarti, tapi jika sudah dua atau tiga puluh tahun lagi jika Tuhan masih mengizinkan maka kalian pasti akan begitu senang melihat catatan masa lalu. dan tentu saja bagian terbaiknya adalah ketika suka dan dukanya.
Itu adalah bunga yang begitu menyegarkan dalam tulisan. ada begitu banyak pelajaran dan juga kenangan. sebuah hal yang tak bisa terulang lagi.
kita tak perllu memfilmkannya. cukup menulis dengan kata sederhana yang kita bisa
itu sudah lebih ari cukup untuk membuat kita begitu bangga 🙂
By : Umi Nursalasa